Jumat, 13 Juni 2014

Mengenal, Menerima, dan Mengembangkan Diri (Ust.Aang Kunaifi,S.Pd.I)



BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Mengenal Diri sendiri adalah awal Mengenal “KEBENARAN”. Siapakah saya.?dari dimanakan saya. ? Untuk apakah saya ada di dunia ini.? Jadi Bagaimana kita tahu konsep jati diri kita, apakah sudah benar ataukah salah? Jika salah maka itu sangat berbahaya bagi diri kita. Dan yang terpenting banyak orang yang tidak tahu tujuan hidup di dunia ini. “Tujuan akhir” semua orang. Sehingga  manusia dapat dikatakan sukses jika tujuan hidup mereka tercapai. Lewat mengenal, menerima, dan mengembangkan diri, kita berusaha untuk sukses di dunia dan akhirat.
Pengajar atau guru adalah pekerjaan mulia dan disandang dengan predikat “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Dari seorang pengajar/guru kami ingin mengetahui lebih banyak, bangaimana seorang guru mengenal, menerima, dan mengembangkan diri. Sehingga beliau dapat memberi contoh kepada muridnya. Narasumber kami adalah seorang guru ta’lim dari teman kami Ridwan yaitu Ust. Aang Kunaifi, S.Pd.I.
 Oleh karena itulah kami akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana mengenali, menerima dan mengembangkan diri dari seorang pengajar/guru dan dari data yang kami dapat.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.      Membantu mengenal siapa diri.
2.      Menerima apa yang ada pada diri.
3.      Mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri sendiri
4.      Mengetahui lebih dalam karakter dan kepribadian diri sendiri
5.      Untuk lebih manghargai diri sendiri dan orang lain



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengenal Diri

Mengenal diri selalu di identikkan dengan bakat, potensi dan keunikan yang ada dalam diri kita. Tidak ada yang salah dalam opini tersebut, karena opini tersebut berguna untuk mengetahui potensi kerja kita di mata masyarakat. Karena manusia diciptakan dengan keunikan, bakat dan potensi masing-masing. Namun ada hal yang lebih utama dari keotentikan diri seperti bakat, potensi dan keunikan. Dan mereka yang telah menemukan bakat, potensi dan keunikan itu bahkan belum “Mengenal diri mereka yang sesungguhnya”.

Tak jarang banyak mereka yang sukses dalam hidup namun masih merasa tak puas dalam menjalani hidup, tak tenang, tak tenram dan tak bahagia. Hanya Allah yang tahu siapa kita, untuk apa kita ada, dan mau kemana kita. Karena Allah yang menciptakan kita. Dan kita sering tak sadar dalam mengenal diri yang sesungguhnya sebagai manusia, selain hanya mengejar kesuksesan di dunia ini. Mari kita mulai mengenal diri yang sesungguhnya melalui pertanyaan yang sederhana tapi sering terlupakan yaitu :
·        Siapa aku dan dari mana aku ?
·        Untuk apa aku ada.?
·        Mau kemana aku ?

1.       Siapa aku dan Dari mana aku.?
Kita adalah seorang manusia. Dan manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dari saripati tanah yang di beri potensi hati, akal dan jasad. Sehingga Allah menetapkan manusia sebagai makhluk tertinggi kedudukannya di antara makhluk lainnya, karena kita memiliki potesi tersebut. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
[As-Sajdah Ayat :7-9]

Jadi terjawab sudah pertanyaan pertama, Aku adalah manusia yang diciptakan Allah dari sebaik-baiknya ciptaan melaui permulaannya dari saripati tanah, yang kemudian menjadikan keturunan ku dari saripati air hina, kemudian ditiupkan roh kedalam jasad, dibuatnya kita mendengar, melihat dan merasakan melalui hati.
Jika kita mengenal siapa kita, maka kita akan bersyukur atas penciptaan kita kepada Allah. Namun sayang kebanyakan kita lupa hingga sedikit sekali kita bersyukur atas perlakuan Allah kepada kita. Kita adalah Manusia yang di ciptakan Allah dari air hina dan di beri potensi yang sangat luar biasa hingga kita derajatnya lebih tinggi di bandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Alhamdulillah.

2.       Untuk apa aku ada.?
Manusia diciptakan memiliki dua tujuan dari Allah yaitu Sebagai Khalifah di muka bumi dan Beribadah kepada Allah SWT. Tak ada tujuan lain, semua aktifitas kehidupan kita sebagai manusia harus berlandaskan 2 tujuan yang di berikan Allah tersebut. Dalam segala hal, baik dari segi pekerjaan, bergaul, dan segala macamnya harus berlandaskan 2 tujuan tersebut. Maka dari itu kita diberikan Allah Akal, Hati, dan Jasad agar mampu memikul beban dari ke 2 tujuan tersebut agar berjalan dengan baik. Seperti Firman Allah SWT :

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
[Adz-Dzaariyat Ayat : 56]

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Al-Baqarah Ayat : 30]

Jelas sudah,  aku ada sebagai khalifah dan beribadah kepada Allah SWT.

3.       Mau kemana aku.?
Tujuan kita bukan hanya dari orang yang tak sukses menjadi orang yang sukses, bukan hanya dari miskin menjadi kaya. tetapi tujuan kita sebagai makhluk ciptaan Allah adalah Kampung Akhirat, yang hanya ada 2 pilihan Syurga atau Neraka.
Kesuksesan, kekayaan, banyak anak, dan mempunyai istri/suami yang cantik/ganteng hanyalah hiasan-hisan dunia yang semu dan akan kita tinggalkan. Karena sesungguhnya kita ini adalah makhluk kampung akhirat. Disanalah rumah kita sesungguhnya, di syurga atau neraka. Sekarang pilihan berada di tangan kita, kita mau memilih yang mana ? dan pasti sebagian banyak manusia memilih Syurga toh ?. untuk menggapai syurga itulah Allah memberika hukum-hukumnya di dalam Al-Quran :


Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya."
[As-Sajdah Ayat : 19-20]  
           
 Jadi Mau kita taati atau malah kita ingkari. Bila kita taati maka syurga adalah rumah kita. Bila kita ingkari maka nerakalah rumah kita (Tujuan hidup kita).

Akhirnya kita pun tahu Siapa kita ? Dari mana kita ? dan Mau kemana Kita? yang sesungguhnya. Bahwa kita adalah manusia yang berasal dari saripati air hina, di ciptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk beribadah kepada Allah, agar mendapatkan kesenangan yang abadi di Syurga nan Indah di kampung akhirat.


     Bila kita mengetahui konsep Jatidiri menurut islam ini maka kita akan menjalani kehidupan ini dengan tenang dan tawakal kepada Allah. Bahwa apa yang telah kita dapat, apa yang telah kita lakukan adalah untuk membantu sesama dan beribadah kepada Allah demi mencapi tujuan syurga. Dan bila kita mengenali dari apa kita di ciptakan maka kita akan menjadi manusia yang tak berjalan dengan kesombongan di muka bumi dan senantiasa kita menjadi hambanya yang benar2 bersyukur karena telah menjadi salah satu makhluk yang sempurna di bandingkan makhluk Allah lainnya.

2.1.1 Cara Mengenal Diri

Cara mengenal diri sangat banyak, berikut merupakan salah satu cara yang saya. Coba bayangkan bahwa diri kalian sedang menghadap pada sebuah cermin yang bening dan besar hingga kalian bisa melihat semua yang ada pada diri kalian. Kalian melihat sesosok makhluk yang tak asing lagi sedang berdiri tegak, bayangkan bahwa kalian sedang menatap dalam-dalam orang yang selama ini kamu kenal itu, setiap lekukan wajahnya, setiap gerak-geriknya, dan setiap hembusan nafasnya."Apakah dia itu saya?"
Mampukah kalian melihat diri kalian sendiri melalui selembar kertas data-data yang kalian tulis dengan cara pandang yang polos dan sederhana? Apakah kalian bisa menyadari bagaimana kepribadian yang biasa kalian kenakan dalam kehidupan sehari-hari?

Cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan seperti biodata dibawah ini.
Nama lengkap                 : ……………………….
Nama panggilan                              : ……………………….
Tempat, tanggal lahir                    : ……………………….
Alamat                                                : ……………………….
Cita-cita                                              : ……………………….
Hobi                                                     : ……………………….
Tinggi badan                                     : ……………………….
Berat badan                                     : ……………………….
Hal-hal yang disukai                      : ……………………….
Hal-hal yang tidak disukai           : ……………………….

"Tapi apa saya punya kelebihan?" "Saya rasa saya hanya memiliki kekurangan saja" Omong kosong !  Sebuah uang logam selalu memiliki dua sisi yang berbeda, begitu pula setiap insan manusia pasti dianugerahi kelebihan yang dapat dikembangkan dalam dirinya sekaligus kekurangan


Sejak awal terlahir pun kita tidak memiliki apa-apa tapi punya kelebihan.

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”
(An-Nahl:78).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kekurangan dan kelebihan patut kita syukuri. Bersyukur atas keadaan yang kita terima merupakan langkah utama untuk belajar menerima diri secara utuh. Tanpa mensyukuri dan menyadari kekurangan diri, kita tidak akan benar-benar mengerti kelebihan diri. Allah SWT menciptakan kekurangan agar kita selalu introspeksi, tidak takabur dan menyombongkan diri karena hanya Yang Maha Sempurna yang berhak memiliki segalanya.

Kekurangan dan kelebihan yang selalu hadir dalam diri setiap manusia ini bukan untuk disombongkan atau ditangisi, melainkan untuk dikenali lalu dikembangkan atau diperbaiki. Kedua sisi itu saling mengisi dan saling melengkapi lalu menjadi apa yang saya anggap sebagai manusia hebat.

Daftar kelebihan yang kumiliki
1.             ………………………………….
2.             .………………………………….
3.             .………………………………….
Daftar kekurangan yang kumiliki
1.           ………………………………….
2.           ………………………………….
3.           ………………………………….



Mengenal diri adalah proses yang terus berjalan – bahkan hingga akhir hayat. Namun setidaknya, dengan sedikit demi sedikit menguak apa yang ada dalam diri, anda akan menemukan sesuatu hal aturan sederhana: bahwa sebuah kebahagiaan yang sejati sesungguhnya berasal dari hal-hal sederhana yang hanya kalian temukan dalam diri.

Orang yang memiliki pengetahuan tentang alam semesta, tetapi tidak mengenal dirinya sendiri sama saja dengan tidak tau apa-apa.”

2.2 Menerima Diri

Menerima diri adalah ketika kita bisa menyadari bahwa setiap mahluk memiliki kelebihan, kekurangan dan keterbatasan, demikian pula dengan diri kita. Selama kita hanya melihat diri kita ada kelebihan dan tidak memiliki kekurangan, maka kita akan menjadi sombong, dan ini hasil dari ketidakjujuran. Sebaliknya, kalau kita menjadi minder, karena merasa bahwa diri kita ini hanya ada kekurangan, dan sedikit mempunyai kelebihan, maka itu juga bagian dari ketidakjujuran. Orang yang menyadari keseimbangan kelebihan dan kekurangannya sendiri, maka dia akan memiliki batin yang seimbang pula, dan akan lebih percaya diri, dan inilah hasil kejujuran pada diri sendiri.
Seperti firman Allah berikut ini :

“Bertaqwalah kepada Alloh menurut ukuran kemampuanmu”
(QS. At-Taghabun:16).

      Ini berarti bahwa Allah mengetahui keterbatasan kita sebagai manusia dan dalam keterbatasan. Nabi Muhammad SAW bersabda, ” Allah merahmatti seseorang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya. ” Dengan menegtahui kadar kemampuan diri sendiri, kita bisa memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan.

Perintah-perintah dalam Islam begitu banyak , seperti menuntut ilmu, beribadah, belajar, berjihad dan sebagainya. Tidak semua perintah dapat kita lakuakan dengan sempurna. Oleh karena itu di surga disediakan banyak pintu, salah satunya adalah pintu ibadah shalat, zakat, haji, dan seterusnya. Dan karena batas kemampuan itulah mengharuskan kita untuk fokus ibadah dalam kehidupan kita.

Dalam suatu dialog antara Abu Bakar dan Rasulullah, Beliau mengatakan “bahwa sesungguhnya di suraga itu ada banyak pintu dan setiap orang nanti ada yang msuk melalui pintu shalat, puasa dan sebagainya.” Kemudian Abu Bakar bertanya, ”Adakah orang yang masuk melalui semua pintu itu?” Rasulullah menjawab, ”Ada, dan aku berharap kamu adalah salah seorang di antaranya.”

        Seperti pada sejarah Islam. Ketika Umar memiliki fisik yang besar, jago berkelahi dan perang, tetapi tidak pernah sekalipun ditunjuk menjadi pemimpin perang. Usamah yang berusia 16 tahun pernah ditugaskan memimpin perang. Mengapa? Karena Umar tidak hanya bisa memimpin pasukan perang tapi juga negara, dan untuk itulah ia disiapkan.


                Jadi setiap manusia memiliki ciri keterbatasan yaitu Sifat parsial, artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang. Penulis pun paham betul dengan kutipan diatas. Semua orang memiliki keterbatasan, baik kelebihan maupun kekurangan. Oleh karena itu kita sebagai manusia biasa berbeda dengan nabi dan sahabatnya, kita harus menerima diri kita “apa adanya” bukan “ada apanya”.

2.2.1. Cara Menerima Diri
               
Mengapa seseorang sulit menerima dirinya sendiri ? Tidak pernah puas dengan apa yang diperoleh dan dimilikinya ? Tidak pernah menghargai usahanya sendiri bahkan usaha orang lain ? Banyak kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit untuk menerima diri sendiri. Barangkali Anda berasal dari keluarga dimana orang tua lebih sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Apa pun kondisi Anda di masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang ingin maju dan berkembang, Anda dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.
Orang yang sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi dirinya sendiri dengan bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri sendiri, biasanya :
·         Mampu untuk menerima orang lain apa adanya.
·         Tidak memaksakan orang lain untuk melakukan yang diminta.
·         Menghargai usaha orang lain.
·         Bersikap hormat.
·         Tidak dikendalikan oleh ambisi yang tidak realistis.
·         Tidak terlalu banyak mengeluh.
·         Tidak mudah tersinggung.
·         Belajar mengendalikan kemarahan dengan benar.
·         Serta tidak menuntut orang lain untuk memenuhi semua  kebutuhannya.
·         Tidak terobsesi oleh masa lampau.

Dan coba periksa diri Anda sendiri Apakah sifat Anda.!!. Lalu   jawablah “YA” atau “TIDAK” untuk setiap kondisi di bawah ini ?

1.     Apakah Anda dinilai terlalu sensitif oleh teman-teman atau keluarga?
2.     Apakah Anda suka berbantah ?
3.     Apakah Anda suka mengecam ?
4.     Apakah Anda tidak toleran terhadap orang lain ? Terhadap ide-ide mereka ?
5.     Apakah Anda termasuk orang yang sangat mudah marah ?
6.     Apakah Anda sulit memberi maaf ?
7.     Apakah Anda cemburu buta ?
8.     Apakah Anda pendengar yang tidak baik ?
9.     Apakah Anda materialistis secara berlebihan ? Takut miskin ?
10.   Apakah Anda sangat terpukau pada titel, gelar, kehormatan, dan pangkat ?
11.   Apakah Anda orang yang tidak mau kalah ?
12.   Apakah Anda sulit menerima pujian ?

Semakin banyak Anda menjawab “YA” untuk kondisi di atas, berarti Anda belum memiliki penerimaan diri sendiri yang baik.
Ada beberapa saran yang bisa Anda terapkan. Diharapkan Anda juga berusaha untuk mengembangkan cara-cara untuk menerima diri sendiri.seperti berikut ini :

1.        Gunakan kacamata paradigma baru.
Mulailah untuk memandang diri sendiri secara berbeda. Tidak menilai negatif pada diri sendiri. Beri kesempatan pada diri sendiri bahwa Anda layak untuk dihargai. Fokuskan diri pada sisi positif dan negatif secara berimbang.
2.        Tetapkan standar atau target yang realistis.
Ada kalanya seseorang sulit untuk menerima diri sendiri karena kegagalan untuk meraih target atau standar yang ditetapkannya sendiri. Perlu dicermati, target atau standar yang ditetapkan itu terkadang tidak realistis, terlalu muluk-muluk. sehingga, Bila tidak tercapai, janganlah terlalu “down” atau merasa sangat kecewa hingga tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk mencoba lagi.
3.        Lakukan sesuatu yang membuat Anda lebih menyukai diri Anda.
Berikanlah kasih, pertolongan, dukungan, perhatian, maaf, pengertian, uang, sehelai surat sederhana, atau apa pun kepada teman atau orang lain yang Anda rasa perlu.
4.        Beri pujian pada orang lain dan diri sendiri.
Dengan melakukan hal ini Anda akan menghargai diri Anda sendiri dan juga orang lain.
5.        Gunakan kata-kata yang positif pada diri sendiri.
Misalnya ketika Anda diserahkan tanggung jawab untuk mengerjakan proyek tertentu, katakan pada diri sendiri bahwa, ”Saya mampu dan bisa mengerjakan tugas ini dengan baik.
6.        Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki.
Orang yang bersyukur dengan keberadaan dirinya biasanya lebih mudah untuk menerima dirinya sendiri. Ia juga tidak mudah untuk marah, tidak mudah tersinggung, dan mampu memberi bagi orang lain.

”Selalu ada kesempatan untuk orang yang mau merubah dirinya”.

Berdasarkan sumber atau bacaan yang saya baca ada 10 tanda-tanda bahwa diri kita sendiri menerima apa adanya sebagai berikut ini :
1.       Selalu Bahagia
2.       Mudah Bergaul Dengan Orang Lain
3.       Terbuka Untuk Dicintai Dan Dipuji
4.       Mampu Menjadi Diri Kita Yang Sejati
5.       Mampu Menerima Saya Saat Ini
6.       Dapat Menertawai Diri Sendiri Dengan Mudah
7.       Mampu Mengenali Dan Mengurusi Kebutuhan Sendiri
8.       Mampu Menentukan Nasib Sendiri
9.       Bisa Berhubungan Dengan Kenyataan
10.   Bersikap Tegas
2.3. Mengembangkan Diri

Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri dulu. Seperti yang telah dijelaskan diatas. Manusia diciptakan Allah selain menjadi hambanya, juga menjadi penguasa (khalifah) di atas bumi. Selaku hambanya dan ‘khalifah’ manusia telah diberi kelengkapan jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah (mental psikologis). Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain, yang dinamakan juga dengan fitrah atau potensi yang harus dikembangkan secara optimal. Untuk mengembangkan potensi (fitrah) diri itu memerlukan pendidikan untuk mengarahkannya.              

fitrah adalah kemampuan dasar bagi perkembangan manusia yang dinugrahkan oleh Allah SWT yang tidak ternilai harganya dan harus dikembangkan agar manusia dapat mencapai tingkat kesempurnaan sebagai khalifah di bumi. Berikut ini Macam-Macam Fitrah :
1.     Potensi Fisik (Psychomotoric)
Merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
2.     Potensi Mental Intelektual (IQ)
Merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya : untuk merencanakan sesuatu untuk menghitung, dan menganalisis, serta memahami sesuatu tersebut.
3.     Potensi Mental Spritual Question (SP)
Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa dan keimanan dan akhlak manusia.
4.     Potensi Sosial Emosional
Yaitu merupakan potensi yang ada pada otak manusia fungsinya mengendalikan amarah, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu.

Dan pendidikan, Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa untuk mengembangkan kemampuan hidup secara optimal, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai religius dan sosial sebagai pengarah hidupnya. Jadi, Pendidikan merupakan sarana (alat) yang menentukan perkembangan diri sampai dimana titik optimal fitrah untuk mencapainya.
Dalam sebuah hadits dapat juga dijelaskan yang diriwayatkan oleh Muslim,
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi atau Nasrani dan Majusi”

Jadi, pendidikan bukan sekedar untuk mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga mengarahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup. Dan  kita sangat membutuhkan pendidikan islam itu sendiri.
Karena itu pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada pengajaran. Dimana orientasinya hanya kepada intelektualisasi penalaran, tetapi lebih menekankan pada pendidikan dimana sasarannya adalah pembentukan kepribadian yang utuh dan bulat maka pendidikan Islam pada hakekatnya adalah menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas. Sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an :

“Wahai orang mukmin, masuklah ke dalam Islam secara total menyeluruh dan berkebulatan.”
(QS. Al-Baqarah : 208)
Karena pendidikan yang mengarahkan ke arah perkembangan yang optimal maka pendidikan dalam mengembangkannya harus memperhatikan aspek-aspek kepentingan yang antara lain :
·         Aspek Pedagogis
Dalam hal ini manusia dipandang sebagai makhluk yang disebut ‘Homo Educondum’ yaitu makhluk yang harus didik. Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Jadi disini pendidikan berfungsi memanusiakan manusia tanpa pendidikan sama sekali, manusia tidak dapat menjadi manusia yang sebenarnya.
·         Aspek Psikologis
Aspek ini memandang manusia sebagai makhluk yang disebut ‘Psychophyisk Netral’ yaitu makhluk yang memiliki kemandirian (selftandingness) jasmaniahnya dan rohaniah. Didalam kemandirian itu manusia mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh dan berkembang.
·         Aspek Sosiologis Dan Kultural
Aspek ini memandang bahwa manusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.
·         Aspek Filosofis
Aspek ini manusia adalah makhluk yang disebut ‘Homo Sapiens’ yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan.



2.3.1 Cara Pengembangan Diri

               
Sebenarnya, seperti apa sih metode/cara pengembangan diri yang paling baik itu? Saat ini sudah menjamur training-training semacam ESQ, Emotional Intelligence, SIAWARE, dan lain-lain. Tapi, ada 4 (empat cara) yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan diri kita yang simple dan mudah. Yaitu:

1.       Mendengar
Usahakan memiliki suatu forum sebagai tempat anda mendengar. Untuk siswa/mahasiswa, pastikan anda mendengar segala yang dikatakan guru/dosen dalam pertemuan tatap muka. Jika anda tidak lagi bersekolah/berkuliah, ikutilah satu atau lebih les-les tertentu, misal kursus bahasa, music, atau lainnya. Untuk yang muslim, khutbah jumat bisa menjadi salah satu forum mendengar ini. Tapi, sekali sepekan rasanya masih kurang. Secara kuantitas, angka 3- 4 dalam sepekan rasanya sudah cukup.

2.       Membaca
Ukurlah kuantitas bacaan anda dalam periode tertentu. Misal : membaca slide presentasi 20-30 halaman sehari, membaca 1 bab dari buku nonfiksi setiap hari, atau menyelesaikan 5-6 buku bacaan dalam sebulan.
Selain itu, membaca tidak harus berarti membaca buku. Alam dan peristiwa sehari-hari sebenarnya dapat juga “dibaca”. Lakukan pemaknaan substansi pada hal-hal yang secara kita lihat secara langsung. Misalkan, kita mengkorelasikan isi pembicaraan seseorang dengan wawasan yang dimilikinya.




3.       Menulis
Buatlah tulisan secara rutin. Entah itu berupa menulis buku, artikel di Koran, atau (hanya) blog. Misalkan, 3 artikel sebulan, atau 2 buku dalam setahun, atau 10 postingan blog dalam sebulan. Maksudnya adalah, kita perlu menuangkan isi kepala kita dalam bentuk tulisan. Selain melatih kemampuan komunikasi lisan, kita sesungguhnya sedang membangun peradaban. Ya, harapannya adalah apa-apa yang kita tulis akan menjadi referensi / sejarah di masa depan. Untuk yang satu ini, berarti kita sudah “meninggalkan” sesuatu.

4.       Berbicara
Usahakan memiliki forum rutin, tempat anda berbicara. Untuk guru atau dosen, pastinya sudah memiliki,’kan? Atau milikilah forum-forum rutin tempat anda berdiskusi. Misalkan, jadilah mentor dalam mentoring agama, atau biasakan mempresentasikan ide dalam rapat-rapat organisasi, atau jadilah trainer motivasi.

 

2.4. Wawancara
Wawancara langsung adalah salah satu metode kami dan untuk  membantu kami mengenal, menerima, dan mengembangkan diri melalui seorang tokoh/publik figure yang sudah berpengalaman di bidangnya dan tahu bagaimana mengenal, menerima, dan mengembangkan dirinya secara real/nyata.



2.4.1. Ust. Aang Kunaifi, S.Pd.I


Ust. Aang Kunaifi, S.Pd.I adalah seorang pengajar sekaligus penyiar di persantren attaqwa. Lahir di bekasi 10 mei 1982. Dan beliau  adalah anak dari seorang petani yaitu bapak Sofri dan ibu Arfah. Pernah bersekolah di MI Attaqwa lulus tahun 1996. 1998 -2002 lulus dari persantren . Dan langsung mengajar di persantren Attaqwa. Beliau memiliki 4 orang anak perampuan , anak pertama bernama Azizah. Dan 3 anak lagi terlahir kembar yaitu Nafisah, Nazirah, dan Nabila. Beliau mendapatkat anak dari seorang istri yang bernama Hj. Fatimatujahro. Lc. M.Pd. istri beliau juga seorang pengajar di persantren Attaqwa.

Beliau pertama kali mengajar tahun 2002 di attaqwa. mengajar pelajaran ipa. Lalu mengajar al-quran sampai sekarang. Ada  pelajaran pokok yang beliau ajarkan di pagi/siang hari yaitu ma’ahdiyah sama ahklak. Ma’ahdiyah  itu pelajaran pondok,  dimana anak – anak diajarkan mimpin ta’lim, mimpin maulid, bisa berzikir, dan sebagainya. Kalau ahklak kitab yang beliau pakai kitab “Nurul Hidayah” karangan KH. Noer Alie.

Selain menjadi seorang guru dan penyiar radio di 106.4 Fm radio attaqwa juga sebagai Rohis Bintal  dan guru ta’lim di masjid Rumah Sakit Ananda Bekasi. Bertujuan mengunjungi pasien, mendoakan, supaya menjalani ujian berupa sakit dengan semangat. Berkah ngabdi di attaqwa beliau bisa ceramah sampai ke Kediri, nganjuk, Surabaya, brebes, subang, dan sebagainya. Dan menurut beliau attaqwa itu mendidik santrinya bukan Cuma menjadi guru tapi dia juga bisa terjun langsung ke masyarakat. Untuk bisa berkarya dimasyarakat, dan biar dekat dengan masyarakat.

Dan beliau senang berorganisasi dari kecil. Organisasi yang pernah beliau ikuti yaitu Persatuan pelajar attaqwa (PPA), menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di sekolah tinggi attaqwa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Hisbut Tahrir, Dewan Dakwah, Forum Pembela Islam (FPI), menjadi ketua umum Ikrar pusat. Pengurus Ikatan Cedikiawan Muslim Indonesia (ICMI) cabang Bekasi dibidang kepemudaan. dan Aliansi ambalat.



·         Apa yang memotivasi bapak menjadi seorang guru.?

 “Menjadi guru cita – cita saya dari kecil. Saya merasakan kepuasan tersendiri menjadi guru ketimbang jadi yang lain. Ketika kita jadi guru, murid banyak.!!, kita pergi kemana orang kenal dan cinta sama kita. Jadi kita merasa hidup ini bersosialisasi ke masyarakan lebih mudah, karena kita jadi guru.!!.  itu pun bardasarkan doa saya dari kecil pengen jadi guru. Dan saya pengen sampe akhir hayat saya mengabdi jadi guru.”

·         Sebagai seorang guru, murid seperti apa yang paling bapak senangi.?

“Murid yang ama guru, kaga berpura – pura. Murid yang ama guru,  apa adanya. Kalau dia memang kaga suka sama saya sebagai guru, jadi bilang aja. Itu saya lebih senang dari pada di depan baik di belakang kaga. Dan murid yang saya sukai adalah murid yang berahklah sesuai pelajaran saya. Dia tau bahwa memang ada tata krama tersendiri,  dimana saat saya harus serius, dimana saat kita sebagai guru juga perlu santai. Liat sikon( tau situasi dan kondisi ). Yah akhlaknya bagus, hormat dan sayang sama orang tua hormat juga sama guru, itulah murid yang saya cintai. Ga perlu yang tinggi – tinggi, apa lagi dia harus sampai nilainya bagus tapi ahklaknya ga. Saya ga suka.!.”



·         Metode seperti apa yang bapak berikan kepada murid bapak yang nakal.?

“Buat anak-anak yg bandel ada 2 cara saya persuasip dan prefentip, tindakan persuasif pendekatan kita nasehatin kita bilangin kalo emang udah gak ngerti baru kita pake tindakan prefentip (hukum) apalagi kalo di kelas berisik bgt udah terpaksa saya menggebrak meja supaya anak-anak diam dan alhamdulillah anak-anak mengrti kalo saya sudah menggebrak meja langsung diem semua, tapi alhamdulillah kalo saya masuk kelas semua tenang semua sepi gak ada yg bicara saking khusyuk nya pada tidur semua, artinya enak mreka pada menikmati dan kitapun mrngajatr jangang monoton kita juga harus menhidupkan suasana kelas kalo saya biasanya ada sekilas info jadi anak-anak belajar juga gak ngebetein setelah sekilas info baru saya lanjutkan pelajaran yg tadi kalo anak-anak bt lg sekilas info lg biar anak-anak pun seneng belajar sama kita.”

·         Siapa yang menjadi inspirasi di hidup bapak.?
“Yang membuat saya terinspirasi adalah baba saya. kalo orang betawi bilang itu baba itu artinya ayah. beliaulah yg membuat saya terinspirasi, saya dari kecil kalo ente mau tau bertiga saya kalo mau maen gak ada waktu, saya di kebon, di sawah, macul, nyangkul,  nanam sayuran, sayuran yg saya tanam itu nanti 1 bulan kan besar dan di panen buat saya biaya sekolah, jadi saya gak ada waktu buat main-main, gak ada waktu, gak di kasih sama orang tua saya. pengen mah pengen, siapa sih naluri anak-anak yg tidak mau maen, tapi masih kecil saya sudah di suruh ke sawah, ke kebon, memanen sayuran makanya badan saya agak pendek mungkin salah satunya keteken sama bawa-bawan saya waktu mikul sayuran kali ya. intinya saya itu dari kecil ikut orang tua saya saya didik menjadi seorang pekerja keras karna sudah terbiasa hidup susah, maka itu yg memuat saya bahagia sekarang ternyata untuk menggapai sebuah kesuksesan dan kebahagiaan. kita harus berakit-rakit kehulu berenang–renang ketepian bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.”

·         Boleh diceritakan pak. hal Yang paling terkenang di perjalanan hidup bapak sehingga masih teringat sampai saat ini.?

“Kenang-kenangan saya yg paling berkesan adalah 1, saya pengen cari jodoh. saya pengen nikah tapi saya di kejutkan oleh perempuan yg saya cintai yg cantik nya luar biasa, tapi sayang gara-gara motor doyok saya  dia mutusin saya itu kenangan pait saya, padahal itu motor saya dapetin dari hasil punya kambing 8 ekor saya jual semua buat beli tuh motor, itu hasil jerih payah keringet saya sendiri tapi sayang gak di hargai sama pacar saya, untung saya tidak jadikan istri saya.”
“Suatu saat saya lewat jembatan. saya kepeleset nyebur ke sungai air nya lagi banjir karna hujan. Itu sayuran yg saya pikul tercebur semua hanyut semua saya buru-buru nyebur ke kali buat angkatin satu-satu sayuran yg tercebur tadi. Hampir saya juga ikut terhanyut karna kencang nya arus di sungai. Pikiran saya Cuma satu, kalo ini sayuran sampai hanyut bisa di omelin saya, sama orang tua saya. Abis itu saya rapihin. Saya taro pikulan pas sampai di rumah. Dihitung sama baba saya kurang gak sampai 400, ternyata Cuma ada 250 sisanya 150 hanyut terbawa arus. Misalkan 1 iket itu harganya Rp.100,- berarti 15 ribu uang itu melayang. Orang tua saya marah besar  sama saya. Untung nya tuh sayuran tidak hanyut semua.”

“Terus kenangan yg paling indah, yah waktu saya di persantern. Makan bareng-bareng, tidur bareng-bareng, cuman mandi yg gak bareng. Selain itu semuanya kita bareng-bareng. Semua kebersaman itu luar biasa disana jadi itu kenangan indah saya yg paling terindah. “
“1 lagi saya pernah keliling ke pulau-pulau perbatasan di seluruh Indonesia di utus dari pesantren tahun 2007 dari 10 pesantern di Indonesia pesantren attaqwa terpilih dari salah satu pesantren itu. nah attaqwa milih saya buat berangkat ke pulau-pulau perbatasan yg ada di Indonesia dari departement dalam negri dan Tentara Angkatan Laut Indonesia. Di lepas sama wakil presiden dan mentri dalam negri di pelabuhan tanjung priok naik KRI MAKSAR 509 dari Tanjung Priok ke Sulawesi. Dari sulawesi ke Pulau Tarakan Kaltim terus ke Panunukan, Sebatik, Samapai terus ke Karang Unarang dan ngibarin bendera merah putih di Karang Unarang Ambalat. Disana kita bisa saksikan pulau SIPADAN dan NIGITAN yg di ambil oleh malaysia.”

·         Apakah bapak sudah merasa sukses.?

“ belum , saya belum merasa sukses. sukses buat saya adalah ketika saya sakaratul maut saya meninggal dalam keadaan khusnul khotimah menyebut nama allah dan rasulullah serta dalam keadaan tenang, Itu buat saya kesuksesan. || Kasarnya.!!!. Bukannya saya sombong yah!! , Katakanlah saya ini presiden,  atau lebih hebat dari presiden, itu bagi saya belum sukses.”

·         Bagaimana bapak mengembangkan diri bapak, sehingga menjadi seperti sekarang ini.?

“Apa yang bisa kita lakukan, lakukan.!! Apa yang kita bisa coba, coba aja.!! Rumusnya itu. Jadi sesuatu itu coba dulu, baru tahu. Kalau kita melakukan sesuatu takut, takut, dan takut mencoba. kapan kita tahunya.!! Kalau kita coba dan kita gagal, kan yang pentingnya kita jadi tahu. Owh kita gagal seperti ini masalahnya. Jadi ibaratnya dengan kita mencoba kita kenal namanya pengalaman. Kegagalan kan, kesuksesan yang tertunda. Buat saya itu,  apa adanya, Kita lakukan dari sekarang.mulai saat ini dan kita Jangan ditunda-tunda, ngalir ajah. Kalau ada kesempatan jangan dibuang. Kalau tidak ada kesempatan, cari kesempatan itu biar datang. agar kita bisa terus lebih berkembang, lebih berkembang. Begitu.!!!!”






BAB III
PENUTUP


Dengan ini selesailah bahasan tentang mengenal, menerima, dan mengembangkan diri . Mudah-mudahan amal ini menjadi tabungan pahala bagi penulis sebagai amal yang ikhlas dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi apa yang diharapkan, walau kami sadar masih banyak kekurangan. Baik dalam penulisan maupun dalam pengkajian, oleh karena itu kami mohon maaf.

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari isi makalah, maka kami menarik kesimpulan:
                                                                                                                                                 ·         Mengenal Diri sendiri adalah awal Mengenal “KEBENARAN”. Jadi kita harus tau, Siapa aku dan dari mana aku ?, Untuk apa aku ada.?, Mau kemana aku ?.
Dan mengenal diri merupakan proses yang terus berjalan – bahkan hingga akhir hayat. Karena “Orang yang memiliki pengetahuan tentang alam semesta, tetapi tidak mengenal dirinya sendiri sama saja dengan tidak tau apa-apa.”.

·         Menerima diri adalah ketika kita bisa menyadari bahwa setiap mahluk memiliki kelebihan, kekurangan dan keterbatasan. Setiap manusia memiliki ciri keterbatasan yaitu Sifat parsial, artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang. Oleh karena itu kita sebagai manusia biasa berbeda dengan nabi dan sahabatnya, kita harus menerima diri kita “apa adanya” bukan “ada apanya”.

·         Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri dahulu. Sehingga kita tahu potensi( fitrah) yang harus dikembangkan secara optimal yang ada di diri kita. Untuk mengembangkan potensi (fitrah) diri itu memerlukan pendidikan untuk mengarahkannya. Seperti Aspek Pedagogis, Aspek Psikologis, Aspek Sosiologis Dan Kultural, dan juga Aspek Filosofis
3.2 Saran

Dalam menjalani kehidupan ini, kita harus mengenal siapa diri kita dengan menerima apa yang ada pada diri kita, tanpa mengesampingkan pengembangan potensi-potensi yang ada pada diri kita. Melalui pendidikan dan pengalaman kita bisa mengembangkan diri tuk lebih baik. karena Perjalanan hidup tidak akan selalu berjalan dengan baik, tetapi dengan ilmu masalah dapat diselesaikan dengan baik.




0 komentar:

Posting Komentar