PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mengenal Diri
sendiri adalah awal Mengenal “KEBENARAN”. Siapakah
saya.?dari dimanakan saya. ? Untuk apakah saya ada di dunia ini.? Jadi Bagaimana kita tahu konsep jati diri
kita, apakah sudah benar ataukah salah? Jika salah maka itu sangat berbahaya
bagi diri kita. Dan yang terpenting banyak orang yang tidak tahu tujuan
hidup di dunia ini. “Tujuan akhir” semua orang. Sehingga manusia dapat dikatakan sukses jika tujuan
hidup mereka tercapai. Lewat mengenal, menerima, dan mengembangkan diri, kita
berusaha untuk sukses di dunia dan akhirat.
Pengajar atau guru adalah pekerjaan mulia dan disandang
dengan predikat “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Dari seorang pengajar/guru kami
ingin mengetahui lebih banyak, bangaimana seorang guru mengenal, menerima, dan
mengembangkan diri. Sehingga beliau dapat memberi contoh kepada muridnya. Narasumber
kami adalah seorang guru ta’lim dari teman kami Ridwan yaitu Ust. Aang Kunaifi,
S.Pd.I.
Oleh karena itulah
kami akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana mengenali, menerima dan
mengembangkan diri dari seorang pengajar/guru dan dari data yang kami dapat.
1.2.
Maksud dan Tujuan
1.
Membantu mengenal siapa diri.
2.
Menerima apa yang ada pada diri.
3.
Mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri
sendiri
4.
Mengetahui
lebih dalam karakter dan kepribadian diri sendiri
5.
Untuk
lebih manghargai diri sendiri dan orang lain
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mengenal
Diri
Mengenal diri selalu di identikkan dengan bakat,
potensi dan keunikan yang ada dalam diri kita. Tidak ada yang salah dalam opini
tersebut, karena opini tersebut berguna untuk mengetahui potensi kerja kita di
mata masyarakat. Karena manusia diciptakan dengan keunikan, bakat dan potensi
masing-masing. Namun ada hal yang lebih utama dari keotentikan diri seperti
bakat, potensi dan keunikan. Dan mereka yang telah menemukan bakat, potensi dan
keunikan itu bahkan belum “Mengenal diri mereka yang sesungguhnya”.
Tak jarang banyak mereka yang sukses dalam hidup namun masih
merasa tak puas dalam menjalani hidup, tak tenang, tak tenram dan tak bahagia. Hanya Allah yang tahu
siapa kita, untuk apa kita ada, dan mau kemana kita. Karena Allah yang
menciptakan kita. Dan kita sering tak sadar dalam mengenal diri yang sesungguhnya
sebagai manusia, selain hanya mengejar kesuksesan di dunia ini. Mari kita mulai
mengenal diri yang sesungguhnya melalui pertanyaan yang sederhana tapi sering
terlupakan yaitu :
·
Siapa
aku dan dari mana aku ?
·
Untuk
apa aku ada.?
·
Mau
kemana aku ?
1. Siapa aku dan Dari mana aku.?
Kita adalah seorang manusia. Dan manusia adalah makhluk
yang diciptakan Allah dari saripati tanah yang di beri potensi hati, akal dan
jasad. Sehingga Allah menetapkan manusia sebagai makhluk tertinggi kedudukannya
di antara makhluk lainnya, karena kita memiliki potesi tersebut. Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman :
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
[As-Sajdah Ayat :7-9]
Jadi terjawab
sudah pertanyaan pertama, Aku adalah manusia yang diciptakan Allah dari
sebaik-baiknya ciptaan melaui permulaannya dari saripati tanah, yang kemudian
menjadikan keturunan ku dari saripati air hina, kemudian ditiupkan roh kedalam
jasad, dibuatnya kita mendengar, melihat dan merasakan melalui hati.
Jika kita
mengenal siapa kita, maka kita akan bersyukur atas penciptaan kita kepada
Allah. Namun sayang kebanyakan kita lupa hingga sedikit sekali kita bersyukur
atas perlakuan Allah kepada kita. Kita adalah Manusia yang di ciptakan Allah
dari air hina dan di beri potensi yang sangat luar biasa hingga kita derajatnya
lebih tinggi di bandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Alhamdulillah.
2.
Untuk apa aku ada.?
Manusia diciptakan memiliki dua tujuan dari
Allah yaitu Sebagai Khalifah di muka bumi dan Beribadah kepada Allah SWT. Tak
ada tujuan lain, semua aktifitas kehidupan kita sebagai manusia harus
berlandaskan 2 tujuan yang di berikan Allah tersebut. Dalam segala hal, baik
dari segi pekerjaan, bergaul, dan segala macamnya harus berlandaskan 2 tujuan
tersebut. Maka dari itu kita diberikan Allah Akal, Hati, dan Jasad agar mampu
memikul beban dari ke 2 tujuan tersebut agar berjalan dengan baik. Seperti
Firman Allah SWT :
Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
[Adz-Dzaariyat Ayat : 56]
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Al-Baqarah Ayat
: 30]
Jelas sudah, aku ada sebagai khalifah dan beribadah kepada
Allah SWT.
3. Mau
kemana aku.?
Tujuan
kita bukan hanya dari orang yang tak sukses menjadi orang yang sukses, bukan
hanya dari miskin menjadi kaya. tetapi tujuan kita sebagai makhluk ciptaan
Allah adalah Kampung Akhirat, yang hanya ada 2 pilihan Syurga atau Neraka.
Kesuksesan, kekayaan, banyak anak, dan
mempunyai istri/suami yang cantik/ganteng hanyalah hiasan-hisan dunia yang semu
dan akan kita tinggalkan. Karena sesungguhnya kita ini adalah makhluk kampung
akhirat. Disanalah rumah kita sesungguhnya, di syurga atau neraka. Sekarang
pilihan berada di tangan kita, kita mau memilih yang mana ? dan pasti sebagian
banyak manusia memilih Syurga toh ?. untuk menggapai syurga itulah Allah
memberika hukum-hukumnya di dalam Al-Quran :
Adapun orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman, sebagai pahala
terhadap apa yang mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir)
maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar
daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka:
"Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya."
[As-Sajdah Ayat
: 19-20]
Jadi Mau
kita taati atau malah kita ingkari. Bila kita taati maka syurga adalah rumah
kita. Bila kita ingkari maka nerakalah rumah kita (Tujuan hidup kita).
Akhirnya kita pun tahu Siapa kita ? Dari mana
kita ? dan Mau kemana Kita? yang sesungguhnya. Bahwa kita adalah manusia yang
berasal dari saripati air hina, di ciptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk
beribadah kepada Allah, agar mendapatkan kesenangan yang abadi di Syurga nan
Indah di kampung akhirat.
Bila kita
mengetahui konsep Jatidiri menurut islam ini maka kita akan menjalani kehidupan
ini dengan tenang dan tawakal kepada Allah. Bahwa apa yang telah kita dapat,
apa yang telah kita lakukan adalah untuk membantu sesama dan beribadah kepada
Allah demi mencapi tujuan syurga. Dan bila kita mengenali dari apa kita di
ciptakan maka kita akan menjadi manusia yang tak berjalan dengan kesombongan di
muka bumi dan senantiasa kita menjadi hambanya yang benar2 bersyukur karena
telah menjadi salah satu makhluk yang sempurna di bandingkan makhluk Allah
lainnya.
2.1.1 Cara Mengenal Diri
Cara mengenal diri sangat
banyak, berikut merupakan salah satu cara yang saya. Coba bayangkan bahwa diri
kalian sedang menghadap pada sebuah cermin yang bening dan besar hingga kalian
bisa melihat semua yang ada pada diri kalian. Kalian melihat sesosok makhluk
yang tak asing lagi sedang berdiri tegak, bayangkan bahwa kalian sedang menatap
dalam-dalam orang yang selama ini kamu kenal itu, setiap lekukan wajahnya,
setiap gerak-geriknya, dan setiap hembusan nafasnya."Apakah dia itu saya?"
Mampukah kalian melihat
diri kalian sendiri melalui selembar kertas data-data yang kalian tulis
dengan cara pandang yang polos dan sederhana? Apakah kalian bisa menyadari
bagaimana kepribadian yang biasa kalian kenakan dalam kehidupan
sehari-hari?
Cobalah jawab
pertanyaan-pertanyaan seperti biodata dibawah ini.
Nama lengkap : ……………………….
Nama panggilan : ……………………….
Tempat, tanggal lahir : ……………………….
Alamat :
……………………….
Cita-cita :
……………………….
Hobi : ……………………….
Tinggi badan :
……………………….
Berat badan :
……………………….
Hal-hal yang disukai : ……………………….
Hal-hal yang tidak disukai : ……………………….
"Tapi apa saya
punya kelebihan?" "Saya rasa saya hanya memiliki kekurangan
saja" Omong kosong ! Sebuah uang logam selalu memiliki dua sisi
yang berbeda, begitu pula setiap insan manusia pasti dianugerahi kelebihan yang
dapat dikembangkan dalam dirinya sekaligus kekurangan
Sejak awal terlahir pun kita tidak memiliki apa-apa tapi
punya kelebihan.
“Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”
(An-Nahl:78).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kekurangan
dan kelebihan patut kita syukuri. Bersyukur atas keadaan yang kita terima
merupakan langkah utama untuk belajar menerima diri secara utuh. Tanpa
mensyukuri dan menyadari kekurangan diri, kita tidak akan benar-benar mengerti
kelebihan diri. Allah SWT menciptakan kekurangan agar kita selalu introspeksi,
tidak takabur dan menyombongkan diri karena hanya Yang Maha Sempurna
yang berhak memiliki segalanya.
Kekurangan dan kelebihan
yang selalu hadir dalam diri setiap manusia ini bukan untuk disombongkan atau
ditangisi, melainkan untuk dikenali lalu dikembangkan atau
diperbaiki. Kedua sisi itu saling mengisi dan saling melengkapi lalu
menjadi apa yang saya anggap sebagai manusia hebat.
Daftar kelebihan yang
kumiliki
1.
………………………………….
2.
.………………………………….
3.
.………………………………….
Daftar kekurangan yang
kumiliki
1.
………………………………….
2.
………………………………….
3.
………………………………….
Mengenal diri adalah
proses yang terus berjalan – bahkan hingga akhir hayat. Namun setidaknya,
dengan sedikit demi sedikit menguak apa yang ada dalam diri, anda akan
menemukan sesuatu hal aturan sederhana: bahwa sebuah kebahagiaan yang sejati
sesungguhnya berasal dari hal-hal sederhana yang hanya kalian temukan dalam
diri.
“Orang yang memiliki pengetahuan tentang alam semesta, tetapi tidak
mengenal dirinya sendiri sama saja dengan tidak tau apa-apa.”
2.2 Menerima
Diri
Menerima
diri adalah ketika kita bisa menyadari bahwa setiap mahluk memiliki kelebihan,
kekurangan dan keterbatasan, demikian pula dengan diri kita. Selama kita hanya
melihat diri kita ada kelebihan dan tidak memiliki kekurangan, maka kita akan
menjadi sombong, dan ini hasil dari ketidakjujuran. Sebaliknya, kalau kita
menjadi minder, karena merasa bahwa diri kita ini hanya ada kekurangan, dan
sedikit mempunyai kelebihan, maka itu juga bagian dari ketidakjujuran. Orang
yang menyadari keseimbangan kelebihan dan kekurangannya sendiri, maka dia akan
memiliki batin yang seimbang pula, dan akan lebih percaya diri, dan inilah
hasil kejujuran pada diri sendiri.
Seperti
firman Allah berikut ini :
“Bertaqwalah kepada
Alloh menurut ukuran kemampuanmu”
(QS. At-Taghabun:16).
Ini berarti bahwa Allah mengetahui keterbatasan kita sebagai manusia dan dalam keterbatasan. Nabi Muhammad SAW bersabda, ” Allah merahmatti seseorang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya. ” Dengan menegtahui kadar kemampuan diri sendiri, kita bisa memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan.
Perintah-perintah
dalam Islam begitu banyak , seperti menuntut ilmu, beribadah, belajar, berjihad
dan sebagainya. Tidak semua perintah dapat kita lakuakan dengan sempurna. Oleh
karena itu di surga disediakan banyak pintu, salah satunya adalah pintu ibadah
shalat, zakat, haji, dan seterusnya. Dan karena batas kemampuan itulah
mengharuskan kita untuk fokus ibadah dalam kehidupan kita.
Dalam suatu dialog antara Abu Bakar dan Rasulullah, Beliau mengatakan “bahwa
sesungguhnya di suraga itu ada banyak pintu dan setiap orang nanti ada yang
msuk melalui pintu shalat, puasa dan sebagainya.” Kemudian Abu Bakar bertanya,
”Adakah orang yang masuk melalui semua pintu itu?” Rasulullah menjawab, ”Ada,
dan aku berharap kamu adalah salah seorang di antaranya.”
Seperti
pada sejarah Islam. Ketika Umar memiliki fisik yang besar, jago berkelahi dan
perang, tetapi tidak pernah sekalipun ditunjuk menjadi pemimpin perang. Usamah
yang berusia 16 tahun pernah ditugaskan memimpin perang. Mengapa? Karena Umar
tidak hanya bisa memimpin pasukan perang tapi juga negara, dan untuk itulah ia
disiapkan.
Jadi
setiap manusia memiliki ciri keterbatasan yaitu Sifat parsial, artinya kita
tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang. Penulis pun paham betul
dengan kutipan diatas. Semua orang memiliki keterbatasan, baik kelebihan maupun
kekurangan. Oleh karena itu kita sebagai manusia biasa berbeda dengan nabi dan
sahabatnya, kita harus menerima diri kita “apa
adanya” bukan “ada apanya”.
2.2.1.
Cara Menerima Diri
Mengapa
seseorang sulit menerima dirinya sendiri ? Tidak pernah puas dengan apa yang
diperoleh dan dimilikinya ? Tidak pernah menghargai usahanya sendiri bahkan
usaha orang lain ? Banyak kemungkinan yang menyebabkan seseorang sulit untuk
menerima diri sendiri. Barangkali Anda berasal dari keluarga dimana orang tua
lebih sering mengkritik anak-anaknya ketimbang memuji. Apa pun kondisi Anda di
masa lalu, saat ini sebagai seseorang yang ingin maju dan berkembang, Anda
dituntut untuk dapat menerima diri sendiri.
Orang yang
sehat mental adalah orang yang mau menerima kondisi dirinya sendiri dengan
bahagia. Orang yang mampu untuk menerima diri sendiri, biasanya :
·
Mampu untuk menerima orang lain apa adanya.
·
Tidak memaksakan orang lain untuk melakukan yang
diminta.
·
Menghargai usaha orang lain.
·
Bersikap hormat.
·
Tidak dikendalikan oleh ambisi yang tidak
realistis.
·
Tidak terlalu banyak mengeluh.
·
Tidak mudah tersinggung.
·
Belajar mengendalikan kemarahan dengan benar.
·
Serta tidak menuntut orang lain untuk memenuhi
semua kebutuhannya.
·
Tidak terobsesi oleh masa lampau.
Dan coba
periksa diri Anda sendiri Apakah sifat Anda.!!. Lalu jawablah “YA” atau “TIDAK” untuk setiap
kondisi di bawah ini ?
1.
Apakah Anda dinilai terlalu sensitif oleh
teman-teman atau keluarga?
2.
Apakah Anda suka berbantah ?
3.
Apakah Anda suka mengecam ?
4.
Apakah Anda tidak toleran terhadap orang lain ?
Terhadap ide-ide mereka ?
5.
Apakah Anda termasuk orang yang sangat mudah
marah ?
6.
Apakah Anda sulit memberi maaf ?
7.
Apakah Anda cemburu buta ?
8.
Apakah Anda pendengar yang tidak baik ?
9.
Apakah Anda materialistis secara berlebihan ?
Takut miskin ?
10.
Apakah Anda sangat terpukau pada titel, gelar,
kehormatan, dan pangkat ?
11.
Apakah Anda orang yang tidak mau kalah ?
12.
Apakah Anda sulit menerima pujian ?
Semakin
banyak Anda menjawab “YA” untuk kondisi di atas, berarti Anda belum memiliki
penerimaan diri sendiri yang baik.
Ada beberapa saran yang
bisa Anda terapkan. Diharapkan Anda juga berusaha untuk mengembangkan cara-cara
untuk menerima diri sendiri.seperti berikut ini :
1.
Gunakan kacamata paradigma baru.
Mulailah untuk memandang diri sendiri secara berbeda. Tidak
menilai negatif pada diri sendiri. Beri kesempatan pada diri sendiri bahwa Anda
layak untuk dihargai. Fokuskan diri pada sisi positif dan negatif secara
berimbang.
2.
Tetapkan standar atau target yang realistis.
Ada kalanya seseorang sulit untuk menerima diri sendiri
karena kegagalan untuk meraih target atau standar yang ditetapkannya sendiri.
Perlu dicermati, target atau standar yang ditetapkan itu terkadang tidak
realistis, terlalu muluk-muluk. sehingga, Bila tidak tercapai, janganlah
terlalu “down” atau merasa sangat kecewa hingga tidak memberi kesempatan
pada diri sendiri untuk mencoba lagi.
3.
Lakukan sesuatu yang membuat Anda lebih
menyukai diri Anda.
Berikanlah kasih, pertolongan, dukungan, perhatian, maaf, pengertian,
uang, sehelai surat sederhana, atau apa pun kepada teman atau orang lain yang
Anda rasa perlu.
4.
Beri pujian pada orang lain dan diri sendiri.
Dengan melakukan hal ini Anda akan menghargai diri Anda
sendiri dan juga orang lain.
5.
Gunakan kata-kata yang positif pada diri
sendiri.
Misalnya ketika Anda diserahkan tanggung jawab untuk
mengerjakan proyek tertentu, katakan pada diri sendiri bahwa, ”Saya mampu
dan bisa mengerjakan tugas ini dengan baik.”
6.
Bersyukurlah dengan apa yang Anda miliki.
Orang yang bersyukur dengan keberadaan dirinya biasanya lebih
mudah untuk menerima dirinya sendiri. Ia juga tidak mudah untuk marah, tidak
mudah tersinggung, dan mampu memberi bagi orang lain.
”Selalu ada
kesempatan untuk orang yang mau merubah dirinya”.
Berdasarkan sumber atau
bacaan yang saya baca ada 10 tanda-tanda bahwa diri kita sendiri menerima apa
adanya sebagai berikut ini :
1.
Selalu Bahagia
2.
Mudah Bergaul Dengan Orang
Lain
3.
Terbuka Untuk
Dicintai Dan Dipuji
4.
Mampu Menjadi Diri Kita Yang
Sejati
5.
Mampu Menerima Saya Saat Ini
6.
Dapat Menertawai Diri Sendiri
Dengan Mudah
7.
Mampu Mengenali Dan Mengurusi
Kebutuhan Sendiri
8.
Mampu Menentukan Nasib
Sendiri
9.
Bisa Berhubungan Dengan
Kenyataan
10.
Bersikap Tegas
2.3. Mengembangkan
Diri
Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri dulu. Seperti
yang telah dijelaskan diatas. Manusia diciptakan Allah selain menjadi hambanya,
juga menjadi penguasa (khalifah) di atas bumi. Selaku hambanya dan ‘khalifah’
manusia telah diberi kelengkapan jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah (mental
psikologis). Inilah yang membedakannya dengan makhluk yang lain, yang dinamakan
juga dengan fitrah atau potensi yang harus dikembangkan secara optimal. Untuk
mengembangkan potensi (fitrah) diri itu memerlukan pendidikan untuk mengarahkannya.
fitrah adalah kemampuan dasar bagi
perkembangan manusia yang dinugrahkan oleh Allah SWT yang tidak ternilai
harganya dan harus dikembangkan agar manusia dapat mencapai tingkat
kesempurnaan sebagai khalifah di bumi. Berikut ini Macam-Macam Fitrah :
1.
Potensi Fisik (Psychomotoric)
Merupakan potensi fisik manusia yang dapat
diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan hidup.
2.
Potensi Mental Intelektual (IQ)
Merupakan potensi yang ada pada otak
manusia fungsinya : untuk merencanakan sesuatu untuk menghitung, dan
menganalisis, serta memahami sesuatu tersebut.
3.
Potensi Mental Spritual Question (SP)
Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu
pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa dan keimanan dan
akhlak manusia.
4.
Potensi Sosial Emosional
Yaitu merupakan potensi yang ada pada otak
manusia fungsinya mengendalikan amarah, serta bertanggung jawab terhadap
sesuatu.
Dan pendidikan, Pendidikan adalah usaha
sadar orang dewasa untuk mengembangkan kemampuan hidup secara optimal, baik
secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai
religius dan sosial sebagai pengarah hidupnya. Jadi, Pendidikan merupakan
sarana (alat) yang menentukan perkembangan diri sampai dimana titik optimal fitrah
untuk mencapainya.
Dalam sebuah hadits dapat juga dijelaskan yang diriwayatkan
oleh Muslim,
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,
maka kedua orang tuanya yang menjadikan dirinya beragama Yahudi atau Nasrani
dan Majusi”
Jadi, pendidikan bukan sekedar untuk
mengembangkan aspek-aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga
mengarahkan perkembangan kemampuan dasar tersebut kepada pola hidup. Dan kita sangat membutuhkan pendidikan islam itu
sendiri.
Karena itu pendidikan Islam tidak hanya
menekankan pada pengajaran. Dimana orientasinya hanya kepada intelektualisasi
penalaran, tetapi lebih menekankan pada pendidikan dimana sasarannya adalah
pembentukan kepribadian yang utuh dan bulat maka pendidikan Islam pada
hakekatnya adalah menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas. Sesuai dengan
firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an :
“Wahai
orang mukmin, masuklah ke dalam Islam secara total menyeluruh dan berkebulatan.”
(QS.
Al-Baqarah : 208)
Karena pendidikan yang mengarahkan ke arah
perkembangan yang optimal maka pendidikan dalam mengembangkannya harus
memperhatikan aspek-aspek kepentingan yang antara lain :
·
Aspek Pedagogis
Dalam hal ini manusia dipandang sebagai
makhluk yang disebut ‘Homo Educondum’ yaitu makhluk yang harus didik. Inilah
yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Jadi disini pendidikan berfungsi
memanusiakan manusia tanpa pendidikan sama sekali, manusia tidak dapat menjadi
manusia yang sebenarnya.
·
Aspek Psikologis
Aspek ini memandang manusia sebagai makhluk
yang disebut ‘Psychophyisk Netral’ yaitu makhluk yang memiliki kemandirian
(selftandingness) jasmaniahnya dan rohaniah. Didalam kemandirian itu manusia
mempunyai potensi dasar yang merupakan benih yang dapat tumbuh dan berkembang.
·
Aspek Sosiologis Dan Kultural
Aspek ini memandang bahwa manusia adalah
makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.
·
Aspek Filosofis
Aspek ini manusia adalah makhluk yang
disebut ‘Homo Sapiens’ yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetahuan.
2.3.1 Cara
Pengembangan Diri
Sebenarnya, seperti apa sih metode/cara
pengembangan diri yang paling baik itu? Saat ini sudah menjamur
training-training semacam ESQ, Emotional Intelligence, SIAWARE, dan lain-lain.
Tapi, ada 4 (empat cara) yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan diri kita
yang simple dan mudah. Yaitu:
1.
Mendengar
Usahakan memiliki suatu forum sebagai
tempat anda mendengar. Untuk siswa/mahasiswa, pastikan anda mendengar segala
yang dikatakan guru/dosen dalam pertemuan tatap muka. Jika anda tidak lagi
bersekolah/berkuliah, ikutilah satu atau lebih les-les tertentu, misal kursus
bahasa, music, atau lainnya. Untuk yang muslim, khutbah jumat bisa menjadi
salah satu forum mendengar ini. Tapi, sekali sepekan rasanya masih kurang.
Secara kuantitas, angka 3- 4 dalam sepekan rasanya sudah cukup.
2.
Membaca
Ukurlah kuantitas bacaan anda dalam periode
tertentu. Misal : membaca slide presentasi 20-30 halaman sehari, membaca 1 bab
dari buku nonfiksi setiap hari, atau menyelesaikan 5-6 buku bacaan dalam
sebulan.
Selain itu, membaca tidak harus berarti
membaca buku. Alam dan peristiwa sehari-hari sebenarnya dapat juga “dibaca”.
Lakukan pemaknaan substansi pada hal-hal yang secara kita lihat secara
langsung. Misalkan, kita mengkorelasikan isi pembicaraan seseorang dengan
wawasan yang dimilikinya.
3.
Menulis
Buatlah tulisan secara rutin. Entah itu
berupa menulis buku, artikel di Koran, atau (hanya) blog. Misalkan, 3 artikel
sebulan, atau 2 buku dalam setahun, atau 10 postingan blog dalam sebulan.
Maksudnya adalah, kita perlu menuangkan isi kepala kita dalam bentuk tulisan.
Selain melatih kemampuan komunikasi lisan, kita sesungguhnya sedang membangun
peradaban. Ya, harapannya adalah apa-apa yang kita tulis akan menjadi referensi
/ sejarah di masa depan. Untuk yang satu ini, berarti kita sudah “meninggalkan”
sesuatu.
4.
Berbicara
Usahakan memiliki forum rutin, tempat anda
berbicara. Untuk guru atau dosen, pastinya sudah memiliki,’kan? Atau milikilah
forum-forum rutin tempat anda berdiskusi. Misalkan, jadilah mentor dalam
mentoring agama, atau biasakan mempresentasikan ide dalam rapat-rapat
organisasi, atau jadilah trainer motivasi.
2.4. Wawancara
Wawancara langsung adalah
salah satu metode kami dan untuk membantu kami mengenal, menerima, dan
mengembangkan diri melalui seorang tokoh/publik figure yang sudah berpengalaman
di bidangnya dan tahu bagaimana mengenal, menerima, dan mengembangkan dirinya
secara real/nyata.
2.4.1. Ust. Aang
Kunaifi, S.Pd.I
Ust. Aang Kunaifi, S.Pd.I
adalah seorang pengajar sekaligus penyiar di persantren attaqwa. Lahir di
bekasi 10 mei 1982. Dan beliau adalah anak
dari seorang petani yaitu bapak Sofri dan ibu Arfah. Pernah bersekolah di MI Attaqwa
lulus tahun 1996. 1998 -2002 lulus dari persantren . Dan langsung mengajar di
persantren Attaqwa. Beliau memiliki 4 orang anak perampuan , anak pertama
bernama Azizah. Dan 3 anak lagi terlahir kembar yaitu Nafisah, Nazirah, dan
Nabila. Beliau mendapatkat anak dari seorang istri yang bernama Hj. Fatimatujahro.
Lc. M.Pd. istri beliau juga seorang pengajar di persantren Attaqwa.
Beliau pertama kali
mengajar tahun 2002 di attaqwa. mengajar pelajaran ipa. Lalu mengajar al-quran
sampai sekarang. Ada pelajaran pokok
yang beliau ajarkan di pagi/siang hari yaitu ma’ahdiyah sama ahklak.
Ma’ahdiyah itu pelajaran pondok, dimana anak – anak diajarkan mimpin ta’lim,
mimpin maulid, bisa berzikir, dan sebagainya. Kalau ahklak kitab yang beliau
pakai kitab “Nurul Hidayah” karangan KH. Noer Alie.
Selain menjadi seorang guru
dan penyiar radio di 106.4 Fm radio attaqwa juga sebagai Rohis Bintal dan guru ta’lim di masjid Rumah Sakit Ananda
Bekasi. Bertujuan mengunjungi pasien, mendoakan, supaya menjalani ujian berupa
sakit dengan semangat. Berkah ngabdi di attaqwa beliau bisa ceramah sampai ke
Kediri, nganjuk, Surabaya, brebes, subang, dan sebagainya. Dan menurut beliau attaqwa
itu mendidik santrinya bukan Cuma menjadi guru tapi dia juga bisa terjun
langsung ke masyarakat. Untuk bisa berkarya dimasyarakat, dan biar dekat dengan
masyarakat.
Dan beliau senang
berorganisasi dari kecil. Organisasi yang pernah beliau ikuti yaitu Persatuan
pelajar attaqwa (PPA), menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di sekolah
tinggi attaqwa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Hisbut Tahrir, Dewan Dakwah,
Forum Pembela Islam (FPI), menjadi ketua umum Ikrar pusat. Pengurus Ikatan
Cedikiawan Muslim Indonesia (ICMI) cabang Bekasi dibidang kepemudaan. dan
Aliansi ambalat.
·
Apa yang
memotivasi bapak menjadi seorang guru.?
“Menjadi guru cita – cita saya dari kecil.
Saya merasakan kepuasan tersendiri menjadi guru ketimbang jadi yang lain.
Ketika kita jadi guru, murid banyak.!!, kita pergi kemana orang kenal dan cinta
sama kita. Jadi kita merasa hidup ini bersosialisasi ke masyarakan lebih mudah,
karena kita jadi guru.!!. itu pun
bardasarkan doa saya dari kecil pengen jadi guru. Dan saya pengen sampe akhir
hayat saya mengabdi jadi guru.”
·
Sebagai
seorang guru, murid seperti apa yang paling bapak senangi.?
“Murid yang ama guru, kaga
berpura – pura. Murid yang ama guru, apa
adanya. Kalau dia memang kaga suka sama saya sebagai guru, jadi bilang aja. Itu
saya lebih senang dari pada di depan baik di belakang kaga. Dan murid yang saya
sukai adalah murid yang berahklah sesuai pelajaran saya. Dia tau bahwa memang
ada tata krama tersendiri, dimana saat
saya harus serius, dimana saat kita sebagai guru juga perlu santai. Liat sikon(
tau situasi dan kondisi ). Yah akhlaknya bagus, hormat dan sayang sama orang
tua hormat juga sama guru, itulah murid yang saya cintai. Ga perlu yang tinggi
– tinggi, apa lagi dia harus sampai nilainya bagus tapi ahklaknya ga. Saya ga
suka.!.”
·
Metode
seperti apa yang bapak berikan kepada murid bapak yang nakal.?
“Buat anak-anak yg bandel
ada 2 cara saya persuasip dan prefentip, tindakan persuasif pendekatan kita
nasehatin kita bilangin kalo emang udah gak ngerti baru kita pake tindakan
prefentip (hukum) apalagi kalo di kelas berisik bgt udah terpaksa saya
menggebrak meja supaya anak-anak diam dan alhamdulillah anak-anak mengrti kalo
saya sudah menggebrak meja langsung diem semua, tapi alhamdulillah kalo saya
masuk kelas semua tenang semua sepi gak ada yg bicara saking khusyuk nya pada
tidur semua, artinya enak mreka pada menikmati dan kitapun mrngajatr jangang
monoton kita juga harus menhidupkan suasana kelas kalo saya biasanya ada
sekilas info jadi anak-anak belajar juga gak ngebetein setelah sekilas info
baru saya lanjutkan pelajaran yg tadi kalo anak-anak bt lg sekilas info lg biar
anak-anak pun seneng belajar sama kita.”
·
Siapa
yang menjadi inspirasi di hidup bapak.?
“Yang membuat saya
terinspirasi adalah baba saya. kalo orang betawi bilang itu baba itu artinya
ayah. beliaulah yg membuat saya terinspirasi, saya dari kecil kalo ente mau tau
bertiga saya kalo mau maen gak ada waktu, saya di kebon, di sawah, macul, nyangkul, nanam sayuran, sayuran yg saya tanam itu
nanti 1 bulan kan besar dan di panen buat saya biaya sekolah, jadi saya gak ada
waktu buat main-main, gak ada waktu, gak di kasih sama orang tua saya. pengen
mah pengen, siapa sih naluri anak-anak yg tidak mau maen, tapi masih kecil saya
sudah di suruh ke sawah, ke kebon, memanen sayuran makanya badan saya agak
pendek mungkin salah satunya keteken sama bawa-bawan saya waktu mikul sayuran
kali ya. intinya saya itu dari kecil ikut orang tua saya saya didik menjadi
seorang pekerja keras karna sudah terbiasa hidup susah, maka itu yg memuat saya
bahagia sekarang ternyata untuk menggapai sebuah kesuksesan dan kebahagiaan.
kita harus berakit-rakit kehulu berenang–renang ketepian bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian.”
·
Boleh
diceritakan pak. hal Yang paling terkenang di perjalanan hidup bapak sehingga
masih teringat sampai saat ini.?
“Kenang-kenangan saya yg paling berkesan adalah 1, saya pengen
cari jodoh. saya pengen nikah tapi saya di kejutkan oleh perempuan yg saya
cintai yg cantik nya luar biasa, tapi sayang gara-gara motor doyok saya dia mutusin saya itu kenangan pait saya,
padahal itu motor saya dapetin dari hasil punya kambing 8 ekor saya jual semua
buat beli tuh motor, itu hasil jerih payah keringet saya sendiri tapi sayang
gak di hargai sama pacar saya, untung saya tidak jadikan istri saya.”
“Suatu saat saya lewat jembatan. saya kepeleset nyebur ke sungai
air nya lagi banjir karna hujan. Itu sayuran yg saya pikul tercebur semua
hanyut semua saya buru-buru nyebur ke kali buat angkatin satu-satu sayuran yg
tercebur tadi. Hampir saya juga ikut terhanyut karna kencang nya arus di
sungai. Pikiran saya Cuma satu, kalo ini sayuran sampai hanyut bisa di omelin
saya, sama orang tua saya. Abis itu saya rapihin. Saya taro pikulan pas sampai
di rumah. Dihitung sama baba saya kurang gak sampai 400, ternyata Cuma ada 250
sisanya 150 hanyut terbawa arus. Misalkan 1 iket itu harganya Rp.100,- berarti
15 ribu uang itu melayang. Orang tua saya marah besar sama saya. Untung nya tuh sayuran tidak
hanyut semua.”
“Terus kenangan yg paling indah, yah waktu saya di persantern.
Makan bareng-bareng, tidur bareng-bareng, cuman mandi yg gak bareng. Selain itu
semuanya kita bareng-bareng. Semua kebersaman itu luar biasa disana jadi itu
kenangan indah saya yg paling terindah. “
“1 lagi saya pernah keliling ke pulau-pulau perbatasan di
seluruh Indonesia di utus dari pesantren tahun 2007 dari 10 pesantern di Indonesia
pesantren attaqwa terpilih dari salah satu pesantren itu. nah attaqwa milih
saya buat berangkat ke pulau-pulau perbatasan yg ada di Indonesia dari
departement dalam negri dan Tentara Angkatan Laut Indonesia. Di lepas sama
wakil presiden dan mentri dalam negri di pelabuhan tanjung priok naik KRI
MAKSAR 509 dari Tanjung Priok ke Sulawesi. Dari sulawesi ke Pulau Tarakan
Kaltim terus ke Panunukan, Sebatik, Samapai terus ke Karang Unarang dan ngibarin
bendera merah putih di Karang Unarang Ambalat. Disana kita bisa saksikan pulau
SIPADAN dan NIGITAN yg di ambil oleh malaysia.”
·
Apakah
bapak sudah merasa sukses.?
“ belum , saya belum merasa
sukses. sukses buat saya adalah ketika saya sakaratul maut saya meninggal dalam
keadaan khusnul khotimah menyebut nama allah dan rasulullah serta dalam keadaan
tenang, Itu buat saya kesuksesan. || Kasarnya.!!!. Bukannya saya sombong yah!!
, Katakanlah saya ini presiden, atau
lebih hebat dari presiden, itu bagi saya belum sukses.”
·
Bagaimana
bapak mengembangkan diri bapak, sehingga menjadi seperti sekarang ini.?
“Apa yang bisa kita
lakukan, lakukan.!! Apa yang kita bisa coba, coba aja.!! Rumusnya itu. Jadi
sesuatu itu coba dulu, baru tahu. Kalau kita melakukan sesuatu takut, takut,
dan takut mencoba. kapan kita tahunya.!! Kalau kita coba dan kita gagal, kan yang
pentingnya kita jadi tahu. Owh kita gagal seperti ini masalahnya. Jadi
ibaratnya dengan kita mencoba kita kenal namanya pengalaman. Kegagalan kan,
kesuksesan yang tertunda. Buat saya itu,
apa adanya, Kita lakukan dari sekarang.mulai saat ini dan kita Jangan
ditunda-tunda, ngalir ajah. Kalau ada kesempatan jangan dibuang. Kalau tidak
ada kesempatan, cari kesempatan itu biar datang. agar kita bisa terus lebih
berkembang, lebih berkembang. Begitu.!!!!”
BAB III
PENUTUP
Dengan ini selesailah bahasan tentang mengenal, menerima, dan
mengembangkan diri . Mudah-mudahan amal ini menjadi tabungan pahala bagi
penulis sebagai amal yang ikhlas dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi apa yang diharapkan, walau kami sadar
masih banyak kekurangan. Baik dalam penulisan maupun dalam pengkajian, oleh
karena itu kami mohon maaf.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian
dari isi makalah, maka kami menarik kesimpulan:
·
Mengenal
Diri sendiri adalah awal Mengenal “KEBENARAN”. Jadi kita harus tau, Siapa aku dan dari mana aku ?, Untuk apa
aku ada.?, Mau kemana aku ?.
Dan mengenal diri merupakan proses yang terus berjalan – bahkan hingga
akhir hayat. Karena “Orang yang memiliki pengetahuan tentang alam semesta,
tetapi tidak mengenal dirinya sendiri sama saja dengan tidak tau apa-apa.”.
·
Menerima diri adalah ketika kita bisa menyadari
bahwa setiap mahluk memiliki kelebihan, kekurangan dan keterbatasan. Setiap manusia
memiliki ciri keterbatasan yaitu Sifat parsial, artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai
segala bidang. Oleh karena itu kita sebagai manusia biasa berbeda dengan
nabi dan sahabatnya, kita harus menerima diri kita “apa adanya” bukan “ada apanya”.
·
Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal
diri sendiri dahulu. Sehingga kita tahu potensi( fitrah) yang harus
dikembangkan secara optimal yang ada di diri kita. Untuk mengembangkan potensi
(fitrah) diri itu memerlukan pendidikan untuk mengarahkannya. Seperti Aspek
Pedagogis, Aspek Psikologis, Aspek Sosiologis Dan Kultural, dan juga Aspek
Filosofis
3.2 Saran
Dalam menjalani kehidupan
ini, kita harus mengenal siapa diri kita dengan menerima apa yang ada pada diri
kita, tanpa mengesampingkan pengembangan potensi-potensi yang ada pada diri
kita. Melalui pendidikan dan pengalaman kita bisa mengembangkan diri tuk lebih
baik. karena Perjalanan hidup tidak akan selalu berjalan dengan baik, tetapi
dengan ilmu masalah dapat diselesaikan dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar