SINAR-X
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah
salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam
jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar
medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan
dapat berbahaya.
Sinar X dalam Fisika - Sinar X
ditemukan pada tanggal 8 November 1895 oleh Wilhelm Conrad Roentgen seorang
profesor Fisika dan rektor Universitas Wurzburg di Jerman. Roentgen melakukan
penelitian dengan menggunakan tabung sinar katoda. Dinamakan Sinar X karena “X”
menyatakan besaran yang tidak diketahui. Atas penemuannya, Roentgen mendapatkan
hadiah Nobel yang pertama dalam Fisika pada tahun 1901.
Gambar 1. Tabung Sinar – X
TERJADINYA SINAR-X
1.
Sinar
X Karakteristik
Sinar X yang terbentuk melalui proses perpindahan
elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju tingkat energi yang
lebih rendah. Sinar X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi yang
sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi elektron tersebut.
2.
Sinar
X Bremsstrahlung
Sinar X yang diproduksi dengan jalan menembaki target
logam dengan elektron cepat dalam suatu tabung vakum sinar katoda. Elektron
sebagai proyektil dihasilkan dari pemanasan filament yang juga berfungsi
sebagai katoda. Elektron dari filament dipercepat gerakannya menggunakan
tegangan listrik berorde 102 – 106 Volt. Elektron yang bergerak sangat cepat
itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu lelehnya
juga tinggi. Target logam ini sekaligus juga berfungsi sebagai anoda. Ketika
elektron berenergi tinggi itu menumbuk target logam, maka sinar X akan
terpancar dari permukaan logam tersebut. Sinar X yang terbentuk melalui proses
ini mempunyai energi maksimal sama dengan energi kinetic elektron oada saat
terjadinya perlambatan.
BERKAS SINAR-X DAN PEMBENTUKAN CITRA
Berkas
sinar-X dalam penyebaranya dari sumber melalui suatu garis yang menyebar ke
segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-X. Oleh karena itu,
tabung sinar-X ditutup dalam suatu rumah tabung logam yang mampu menghentikan
sebagian besar radiasi sinar-X, hanya sinar-X yang berguna dibiarkan keluar
dari tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-X adalah foton foton yang
mempunyai energi tinggi, karena elektron memancarkan energi maka energy kinetik
elektron akan berkurang dan akhirnya akan kehilangan seluruh energi kinetiknya.
Jadi
dalam proses ini akan terjadi spectrum kontinyu, spektrum tersebut mempunyai
frekuensi cut off (batasan) atau panjang gelombang cut off yang tergantung pada
potensial percepatan. Elektron-elektron yang ditembakan akan mengeksitasi
elektron dalam atom target. Jika elektron yang ditembakkan cukup besar
energinya maka akan mampu melepaskan elektron target dari kulitnya. Kemudian
kekosongan kulit yang ditinggalkan elektron akan diisi oleh elektron yang lebih
luar dengan memancarkan radiasi. Transisi ini akan menyebabkan sederet baris
(garis-garis) spectrum yang dalam notasi sinar- X disebut garis-garis Kα, Kβ,
Kγ dan seterusnya.
Pada
sistem pencitraan sinar-X diperlukan tegangan tinggi, dengan tujuan agar dapat
dihasilkan berkas sinar-X. Untuk itu rangkaian listriknya dirancang sedemikian
rupa sehingga tegangan tingginya dapat diatur dengan rentang yang besar yaitu
antara 30 Kv sampai 100 kV. Jika kVnya rendah maka sinar- X memiliki gelombang
yang panjang sehingga akan mudah diserap oleh atom dari targed (anoda),
kemudian disebut sebagai soft x-ray.
Radiasi
yang dihasilkan dengan pengaturan tegangan yang cukup tinggi maka akan
dihasilkan sinar-X dengan daya tembus yang besar dan panjang gelombang yang
pendek. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat menembus suatu
bahan, tetapi hanya sinar-X yang mempunyai energi yang tinggi yang dapat
menembus bahan yang dilaluinya, selain itu akan diserap oleh bahan tersebut.
Sinar-X yang mampu menembus bahan itulah yang akan membentuk gambar atau
bayangan.
Gambar 2. Foto Rontgen
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA CITRA
1.
Pengaruh Arus (mA)
Arus akan berpengaruh pada intensitas sinar-X atau
derajat terang/brightnees. Dengan peningkatan mA akan menambah intensitas
sinar-X dan sebaliknya. Oleh sebab itu derajat terang dapat diatur dengan
mengubah mA.
1.
Pengaruh
jarak dan waktu pencitraan (exposure)
Di samping arus (mA) jarak dan waktu pencitraan juga
berpengaruh pada intensitas. Waktu exposure yang lama juga akan meningkatkan
intensitas dari sinar-X. Untuk itu dalam setiap pengoperasian pesawat sinar-X
selalu dilakukan pengaturan waktu (S) dan arus (mA) atau biasa disebut dengan
mAS yang bergantung pada obyek yang disinari. Jika tabung didekatkan pada obyek
maka intensitas akan naik dan hasil gambar jelas dan terang. Sebaliknya jika
tabung dijauhkan dari obyek maka intensitas akan menurun. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa cahaya dan sinar-X merambat dalam pancaran garis lurus yang
melebar.
2.
Pengaruh
Tegangan (kV)
Tegangan tinggi merupakan daya dorong elektron di dalam
tabung dari katoda ke anoda. Supaya dapat menghasilkan sinar-X daya dorong ini
harus kuat sehingga mampu menembus obyek. Dengan demikian perubahan kV sangat
berpengaruh terhadap daya tembus sinar- X.
2.
Penyerapan Sinar-X
Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan tergantung pada tiga
faktor sebagai berikut :
1.
Panjang
gelombang sinar-X
Jika kV rendah maka akan dihasilkan sinar-X dengan
gelombang yang panjang dan sebaliknya dengan kV tinggi maka panjang gelombang
sinar-X akan semakin pendek.
2.
Susunan
obyek yang terdapat pada alur berkas sinar-X
Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan juga tergantung pada
susunan obyek yang dilaluinya, sedangkan susunan obyek tergantung pada nomor
atom unsur, misalnya nomor atom alumunium lebih rendah dari nomor atom tembaga.
Ternyata penyerapan sinar-X alumunium lebih rendah dari penyerapan sinar-X oleh
tembaga. Timah hitam mempunyai nomor atom yang besar, maka daya serap terhadap
sinar-X juga besar.
3.
Ketebalan
dan kerapatan obyek
Bahan yang tebal akan lebih banyak menyerap sinar-X
dibanding dengan bahan yang tipis, tentunya pada unsur yang sama. Penyerapan
sinar-X oleh tubuh manusia pada proses photo Rontgen dapat dijelaskan sebagai
berikut. Tubuh manusia dibentuk oleh unsur-unsur yang sangat komplek. Oleh
sebab itu, penyerapan sinar-X oleh tubuh pada proses Rontgen tidak sama,
misalnya tulang akan lebih banyak menyerap sinar-X dibanding dengan otot atau
daging. Bagian tulang yang sakit atau daging akan lebih besar menyerap sinar-X
dibanding kondisi normal. Usia juga akan menjadi penyebab perbedaan penyerapan
sinar- X. Tulang orang tua yang telah kekurangan kalsium, maka penyerapan
sinar-X akan berkurang dibanding tulang anak muda.
INSTRUMENTASI PESAWAT SINAR-X
Pesawat
sinar-X adalah pesawat yang dipakai untuk memproduksi sinar-X. Untuk dapat
menghasilkan suatu pencitraan sinar-X diperlukan beberapa instrumetasi yang
baku sebagai berikut :
1.
Tabung sinar-X
2.
Trafo Tegangan Tinggi
3.
Instrumentasi control
Instrumentasi kontrol terbagi menjadi 5 modul yaitu :
a.
modul Power supplay (Catu daya DC )
b.
modul pengatur tegangan (kV)
c.
modul pengatur arus (mA)
d.
modul pengatur waktu pencitraan (S)
e.
modul Kendali sistem
f.
catu daya AC dari sumber PLN.
Keadaan fisik dari Sinar X yang
menjadi sifat-sifat dari Sinar-X antara lain adalah daya tembusnya besar dengan
frekuensi yang tinggi, memiliki berkas sinar yang lurus dan koheren, dalam
medan magnet maupun medan listrik tidak dibelokkan karena tidak bermuatan,
dapat menghitamkan plat film, dan dapat menyebabakan bahan flouresens berpendar
serta Sinar X dalam Fisika termasuk dalam Gelombang Elektromagnetik.Dalam
perkembangannya, Sinar X telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang
kehidupan manusia. Salah satunya adalah penggunaan Sinar X dalam bidang medis
yaitu untuk proses foto Roentgen pada organ tertentu tubuh manusia atau terapi,
seperti CT Scan untuk tubuh ataupun kepala. Selain itu Sinar X umumnya
digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan Kristalografi Sinar X.
Tahun
1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar X dan meneliti
sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan
penelitiannya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
·
Sinar-X
dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
·
Intensitas
cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi.
Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
·
Sinar-X
dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh timbal
setebal 1,5 mm.
·
Pelat
fotografi sensitif terhadap sinar-X.
·
Ketika
tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto
tulang tersebut pada pelat fotografi.
·
Lintasan
sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang tidak
terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda
dengan sinar katoda).
Sinar X dalam Fisika adalah bentuk
dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Tabung Sinar X terdiri dari sebuah tabung hampa yang diberi dua buah
elektroda yaitu anoda dan katoda serta filamen pemanas. Katoda yang telah
dipanaskan akan melepas elektron-elektron. Akibatnya adanya beda potensial yang
di berikan antara anoda dan katoda yang berasal dari sumber tegangan tinggi,
maka elektron-elektron dari katoda akan tertarik ke anoda. Pada saat
elektron-elektron menumbuk anoda, mereka diperlambat sehingga tenaga kinetiknya
berubah menjadi panas dan Gelombang Elektromagnetik, yang tidak lain adalah
Sinar X. Peritiwa tersebut sering dinamakan Bremstahlung.
Spektrum Sinar X yang dihasilkan
oleh tabung sinar X terdiri atas dua bagian, yaitu bagian yang kontinue akibat
gerakan elektron-elektron yang diperlambat dan bagian diskrit (tampak sebagai
puncak-puncak spektrum) sebagai akibat elektron-elektron dari katoda ada yang
menumbuk elektron atom anoda sehingga terpental meninggalkan lintasannya dan
terjadilah kekosongan elektron pada kulit atom anoda tersebut (yang biasanya
kebolehjadian paling besar, terjadi pada kulit bagian dalam). Kekosongan pada
kulit atom-atom anoda tersebut akan segera diisi oleh elektron-elektron dari
kulit sebelah luarnya, yang disertai oleh pancaran tenaga transisi sebagai
Sinar X Karakteristik, dimana tenaganya atau panjang gelombangnya bersifat
diskrit yang merupakan ciri atau karakter dari bahan anoda tersebut, sehingga biasa
pula disebut Sinar X Karakteristik.
MUTASI
Istilah
mutasi pertama kali digunakan oleh Hugo de vries, untuk mengemukakan adanya
perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat
menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari
kromosomnya.
Penelitian
ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan ( 1910) dengan menggunakan
Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman
Yoseph Muller (1890-19450 berhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah,yaitu
menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X. Muller berpendapat bahwa
mutasi pada sel somatik tidak membawa perubahan, sedangkan mutasi pada sel-sel
generatif atau gamet kebanyakan letal dan membawa kematian sebelum atau segera
sesudah lahir. Selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui bahwa sinar X dapat
menyebabkan gen mengalami ionisasi sehingga sifatnya menjadi labil. Akhirnya
mutasi buatan dilaksanakan pula dengan pemotongan daun atau penyisipan DNA pada
organisme-organisme yang kita inginkan. Peristiwa terjadinya mutasi disebut
mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan faktor
penyebab mutasi disebut mutagen (mutagenik agent). Mutasi jarang terjadi secara
alami dan jika terjadi biasanya merugikan bagi makhluk hidup mutannya.
Secara garis besar,
macam-macam mutagen dapat dibagi tiga, sebagai berikut :
1.
Radiasi
Radiasi (penyinaran dengan sinar radioaktif); misalnya
sinar alfa, beta, gamma, ultraviolet dan sinar X. Radiasi ultra ungu merupakan
mutagen penting untuk organisme uniseluler. Radiasi alamiah berasal dari sinar
kosmis dari angkasa, benda-benda radioaktif dari kerak bumi, dan lain-lain.
Gen-gen yang terkena radiasi, ikatannya putus dan susunan kimianya berubah dan
terjadilah mutasi
2.
Zat
Kimia
Mutagen kimia yg pertama kali ditemukan ialah gas mustard
(belerang mustard) oleh C. Averbach dan kawan-kawan. Beberapa mutagen kimia
penting lainnya ialah : gas metan, asam nitrat, kolkisin, digitonin, hidroksil
amin, akridin, dll. Zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan replikasi yg
dilakukan oleh kromosom yg mengalami kesalahan sehingga mengakibatkan susunan
kimianya berubah pula.
3.
Temperatur
Kecepatan
mutasi akan bertambah karena adanya kenaikan suhu. Setiap kenaikan temperatur
sebesar 10oC, kecepatan mutasi bertambah 2 – 3 kali lipat. Tetapi apakah
temperatur merupakan mutagen, hal ini masih dalam penelitian para ahli.
Target
utama kematian sel yang diinduksi oleh radiasi
adalah DNA. Radiasi dapat menimbulkan efek pada DNA baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
radikal bebas sebagai hasil interaksi radiasi dengan molekul air.
Struktur
DNA berbentuk heliks ganda yang tersusun dari ikatan antara gugus fosfat dengan
gula dioksiribosa yang membentuk strand DNA, dan ikatan antar basa nitrogen
yang menghubungkan kedua strand DNA. Sebagian besar kerusakan DNA berupa
kerusakan pada basa, hilangnya basa, putusnya ikatan antar basa dan juga
putusnya ikatan gula dengan fosfat sehingga terjadi patahan pada salah satu
strand yang disebut single strand break (ssb).Kerusakan di atas dapat
dikonstruksi kembali secara cepat tanpa kesalahan oleh proses perbaikan
enzimatis dengan menggunakan strand DNA yang tidak rusak sebagai cetakan.
Sel
mampu melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan DNA dalam beberapa jam,
tetapi dapat tidak sempurna terutama terhadap kerusakan DNA yang dikenal
sebagai double strand breaks (dsb) yaitu patahnya kedua strand DNA. Proses
perbaikan dengan kesalahan dapat menghasilkan mutasi gen dan abnormalitas
kromosom yang merupakan karakteristik pembentukan malignansi. Kerusakan dsb
dianggap sebagai penyebab kerusakan genotoksik dan dengan tidak adanya proses
perbaikan yang efisien dapat menyebabkan timbulnya kerusakan jangka panjang,
bahkan pada dosis yang paling rendah. Trak tunggal, meskipun dari radiasi LET
rendah, mempunyai probabilitas untuk menghasilkan satu atau lebih dsb pada DNA.
Oleh karena itu konsekuensi seluler dari dsb atau interaksi antar dsb, mungkin
terjadi pada dosis dan laju dosis paling rendah. Probabilitas dsb/sel
diperkirakan sekitar 4/sel/100 mGy. Rasio ssb plus kerusakan basa dengan dsb
yang diinduksi radiasi LET rendah adalah sekitar 50:1. Kerusakan komponen sel
lainnya (kerusakan epigenetik) mungkin mempengaruhi fungsi sel dan progresi ke
tingkat malignansi.
Beberapa
efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X dan
gamma dengan dosis berlebihan segera teramati tidak lama setelah penemuan kedua
jenis radiasi tersebut. Marie Curie meninggal pada tahun 1934 akibat terserang
oleh leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi
karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif. Meskipun
demikian, upaya perlindungan terhadap bahaya radiasi pada saat itu belum
mendapatkan perhatian yang serius.
Studi
intensif efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia terus dilakukan oleh para
ahli biologi radiasi (radiobiologi), hingga akhirnya secara pasti diketahui
bahwa radiasi tersebut dapat menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan
sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan genetik berupa mutasi sel-sel reproduksi.
Dengan demikian manusiapun menyadari bahwa radiasi dapat memberikan ancaman
terhadap kesehatan manusia yang perlu diwaspadai. Resiko kerusakan somatik
dalam bentuk munculnya penyakit kanker dialami langsung oleh orang yang sel
somatiknya terkena penyinaran. Sedang resiko dari kerusakan genetik tidak
dialami oleh yang bersangkutan, melainkan keturunan orang tersebut mempunyai
peluang untuk menderita cacat genetis.
Apabila
kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai radiasi
eksterna. Partikel alpha, beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron adalah jenis
radiasi pengion, tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna.
Partikel alpha memiliki daya ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di
udara sangat pendek (beberapa cm) dan dianggap tidak memiliki potensi bahaya
eksterna karena tidak dapat menembus lapisan kulit luar manusia. Partikel beta
memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel alpha. Daya tembus partikel
beta dipengaruhi besar energi. Partikel beta berenergi tinggi mampu menjangkau
beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa mm. Oleh
karena itu, partikel beta memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil,
kecuali untuk mata. Sinar-X dan sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ
tubuh, sehingga mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan.
Neutron
juga memiliki daya tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan energi didalam
tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki potensi
bahaya radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang sangat
hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut
dengan radiasi interna. Partikel alpha mempunyai potensi bahaya radiasi interna
yang besar karena radiasi alpha mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga
dapat memindahkan sejumlah besar energi dalam volume yang sangat kecil dari
jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan jaringan disekitar sumber
radioaktif. Partikel beta mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang
tingkatannya lebih rendah dari alpha. Karena jangkauan partikel beta didalam
tubuh jauh lebih besar dari partikel alpha di dalam tubuh, maka energi beta
akan dipindahkan dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi ini mengurangi
keseluruhan efek radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar gamma
memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan alpha dan beta,
sehingga potensi radiasi internanya sangat rendah.
Kerusakan
DNA inti sel dianggap sebagai kejadian utama yang diinisiasi radiasi yang
menyebabkan kerusakan sel yang mengakibatkan pembentukan kanker dan penyakit
herediter. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak
secara langsung terpajan radiasi pengion, akan mengalami kerusakan karena
berada di sekitar sel yang terpajan radiasi. Fenomena yang dikenal sebagai
bystander effects ini dijumpai terutama pada pajanan radiasi dosis rendah. Oleh
karena itu dalam memperkirakan risiko efek stokastik, kedua jenis sel, yaitu
sel yang menjadi target radiasi dan sel yang tidak menjadi target tetapi berada
di sekitar sel target, harus dipertimbangkan. Dengan demikian kemungkinan
risiko kesehatan yang mungkin timbul akan lebih besar dari yang diperkirakan.
Selain itu telah dibuktikan pula bahwa sebuah partikel alfa yang melintasi
sebuah inti sel akan mempunyai probabilitas tinggi dalam menimbulkan mutasi.
Ini berarti bahwa efek yang mungkin timbul akibat dari pajanan radiasi dosis
rendah tidak dapat diabaikan.
Amankah Sinar-X bagi Tubuh..?
Tak
seorang pun membantah bahwa berjuta-juta manusia telah tertolong nyawanya
semenjak sinar X ditemukan. Penyinaran itu digunakan dokter untuk mendiagnosis
segala sesuatu mulai dari TBC, tumor, sakit jantung, patah tulang, gigi yang
terjepit dan sebagainya. Namun tidak juga bisa dibantah bahwa hadirnya sinar-X
juga mengundang perdebatan di antara para ahli. Sebagian ahli mengatakan bahwa
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh, bahaya sinar X kecil sekali.
Namun
orang yang tidak pernah di rontgen pun, tetap terkena sinar X, yakni dari
radiasi bumi, matahari maupun alat-alat yang menggunakan radium. Orang yang
tinggalnya di daerah yang lebih tinggi letaknya, terkena lebih banyak radiasi
daipada yang tinggal di dataran rendah. Bila anda tinggal di rumah batu atu
bata, mungkin anda lebih banyak terkena radiasi dibandingkan dengan mereka yang
tinggal di rumah kayu. Mengapa? Karena di dalam batu lebih banyak kemungkinan
terdapat sisa-sisa mineral yang menyinarkan radiasi, namun dalam jumlah yang
sangat kecil. Televisi berwarna juga menyinarkan radiasi, tapi jumlahnya sangat
kecil. Radiasi itu takkan melebihi jika anda keluar rumah dan duduk di kebun di
bawah sinar matahari.
Bagaimanakah sinar X bekerja dalam tubuh?
Jika
sinar X menembus tubuh, salah satu dari empat kemungkinan ini bisa terjadi:
1.
Sinar
itu langsung melewatinya
2.
Bisa
merusakkan sel sehingga rusak sama sekali
3.
Bisa
menembus inti dan merusak sel seluruhnya
4.
Bisa
merusak inti tapi tidak seluruh sel, sehingga sel masih bisa memproduksi
Dari
empat kemungkinan di atas, point ke-4 yang bisa menimbulkan kanker dan
perubahan pada gen. Bila sel yang kurang berfungsi ini masih dapat berproduksi,
sel inilah yang membahayakan. Ia akan meneruskan ketidakteraturannya pada
keturunannya dan menambah jumlah sel yang rusak pada tubuh, sehingga dalam
beberapa hal akan menimbulkan penyakit seperti kanker atau tumor.
Sejauh mana sinar X yang aman?
Kalau
anda bertanya demikian, dokter akan menjawab bahwa tidak ada radiasi yang
sepenuhnya aman. Pertanyaan tersebut sama dengan pertanyaan apakah mobil yang
kita pakai aman? Selalu ada kemungkinan bahwa perjalanan sedekat apapun bisa
menimbulkan kecelakaan. Begitu juga dengan sinar X, semakin banyak diterima,
semakin besar resikonya.
Setiap
bagian tubuh membutuhkan kadar radiasi yang berbeda untuk sebuah foto rontgen.
Contoh untuk dada, panggul, tungkai atas, bahu. Kaki dan tangan, tidak banyak
memerlukan sinar X. sebaliknya, usus besar, tulang punggung bagian bawah, dan
punggung bawah, termasuk penyinaran dengan resiko tinggi. Daerah-daerah
tersebut lebih tebal sehingga membutuhkan sinar yang lebih pekat untuk
memperoleh foto rontgen yang lebih baik.
Berikut ini beberapa saran berkaitan dengan sinar X:
1.
Sinar
X untuk gigi
Tolaklah pengambilan sinar X sebagai bagian rutin dari
pemeriksaan gigi. Untuk gigi, cukup dilakukan penyinaran sinar X, 6 atau 8 kali
setahun, kecuali ada masalah khusus.
2.
Penyinaran
ketika sedang hamil
Berhati-hatilah jika anda sedang hamil. Janin sangat peka
terhadap radiasi dan kalau tidak perlu janganlah disinari. Bila anda akan
disinari dengan sinar X pada bagian perut, aturlah agar hal itu dilakukan
sebelum kehamilan yang direncanakan. Dan bila anda mungkin merasa hamil,
kemudian dokter mengambil foto pada perut dengan sinar X, berterus teranglah
pada dokter agar dokter mengambil keputusan yang bijaksana.
3.
Sinar
X pada organ reproduksi manusia
Organ-organ
yang paling peka adalah sumsum tulang, epithelium (sel-sel yang melapisi kulit
dan organ-organ dalam), dan ovarium. Jika mungkin, sebaiknya menghindari
penyinaran sinar X pada organ reproduksi, karena ada kemungkinan merusak gen.
Juga dianjurkan untuk melindungi ovarium dalam penyinaran, meskipun seorang
wanita tidak hamil. Alasannya? Terkenanya organ-organ halus ini akan menambah
kemungkinan, meskipun kecil, rusaknya gen pada generasi berikutnya. Oleh karena
itu mintalah pelindung timah ketika organ reproduksi akan di sinar X.
Yang
terakhir dan juga penting, anda tidak perlu khawatir akan resiko radiasi sinar
X. Janganlah menghindari penyinaran sinar X kalau memang dibutuhkan. Sebaliknya
anda jangan pasif atau terlalu penurut untuk hal-hal yang tidak perlu. Jangan
segan-segan untuk bertanya sejelas-jelasnya kepada dokter yang memeriksa anda,
seperti halnya anda menanyakan resep kepada dokter. Anda sebagai pasien dokter
mempunyai hak tersebut.
[Not original]
Rangkuman dari blog dan website
0 komentar:
Posting Komentar